Salah satu cara yang paling efektif untuk mengumpulkan data dan informasi tentang lawan adalah dengan melakukan infiltrasi. Hal ini merupakan tugas seorang mata-mata (agen spionase). Dalam berbagai sejarah perang, negara yang menang dalam suatu perang memiliki peran intelijen yang kuat. Berbagai cara dilakukan untuk mengumpulkan informasi, bahkan menggunakan selebritis untuk dijadikan sebagai mata-mata. Dengan bakat dan popularitas dari para selebritis, mereka mampu menjalankan perannya sebagai mata-mata dengan baik dan memiliki peran besar dalam kemenangan sebuah perang. Berikut ini adalah 5 selebritis yang juga bekerja sebagai mata-mata.
5. Roald Dahl
Jauh sebelum menulis buku Charlie and the Chocolate Factory dan James and the Giant Peach, Roald Dahl adalah seorang pilot pesawat tempur Angkatan Udara Kerajaan Inggris selama perang dunia ke II. Setelah cedera yang dialami dalam beberapa kecelakaan di tahun 1940, ijin terbangnya terpaksa dicabut. Pada tahun 1942 Roald Dahl dipindahkan ke Kedutaan Besar Inggris di Washington DC. Dengan cepat Dahl menjadi populer di kalangan pejabat wanita di Washington DC. Dengan popularitasnya, Dahl memainkan peran barunya sebagai mata-mata Inggris dan mempromosikan kepentingan Inggris di Amerika.
Roald Dahl tidak hanya berhasil mempengaruhi pemerintah Amerika untuk ikut berperang di perang dunia ke II, dia juga berhasil mencuri dokumen berharga untuk pemerintah Inggris. Selama bertugas di Washington DC dia mulai mengembangkan bakat menulisnya, bahkan Dahl menulis propaganda pada surat kabar Amerika Serikat.
4. Lord Robert Baden Powell
Siapa yang mengira Pramuka didirikan oleh seorang agen Inggris yang terkenal, Lord Robert Baden-Powell. Sejarah Pramuka ini dimulai ketika Baden Powell bertugas di perang Boer II di Afrika Selatan pada tahun 1899. Ditempatkan di Afrika Selatan dengan 500 tentara dan persenjataan terbatas, Baden Powell menghadapi pengepungan selama 217 hari oleh tentara Boer dengan jumlah pasukan 8.000 orang. Untuk mempertahankan wilayah tersebut, ia menggunakan segala yang dimilikinya dengan cara-cara yang cerdik. Dia memerintahkan anak buahnya untuk menanam ranjau palsu di pinggir kota dan berpura-pura menghindari kawat berduri untuk menghadang musuh. Jumlah pasukan yang minim tidak menjadi penghalang, Baden Powell melibatkan semua pemuda untuk bertindak sebagai penjaga. Dengan segala kecerdikannya dia berhasil melindungi wilayahnya hingga bantuan dari Inggris akhirnya tiba.
3. Harry Houdini
Pada awal karirnya di akhir abad 19, Harry Houdini menjadi terkenal dengan aksinya di sebuah kantor polisi dan meminta para petugas untuk mengurungnya. Aksi tersebut merupakan publisitas terbesar. Setiap kali dia berhasil lolos dari borgolnya, reputasinya semakin naik. Aksi-aksi yang dilakukan Harry Houdini telah menjadi headline di media-media dan menarik perhatian badan intelijen Inggris dan Amerika. Menurut buku biografinya yang dirilis pada tahun 2006, American Secret Service dan Scotland Yard menggunakan Houdini untuk menyelinap di kantor-kantor kepolisian seluruh Eropa dan Rusia dan mengumpulkan informasi untuk mereka.
Sebagai imbalan atas jasa-jasanya, Houdini tahu persis apa yang dia inginkan. Houdini dilaporkan hanya membantu badan-badan intelijen jika mereka setuju untuk menaikkan karirnya.
2. Marcel Petiot
Selama perang dunia ke II, Amerika Serikat menjalankan agen mata-mata kedua yang dikenal dengan nama Pond. Berbeda dengan OSS, Pond melakukan kontak dengan segala macam karakter orang, termasuk para pembunuh berantai.
Salah satu sumber paling produktif untuk informasi tentang Nazi adalah seorang dokter bernama Marcel Paris Petriot, yang menggunakan posisinya untuk mengumpulkan informasi dan kabar tentang operasi militer Jerman. Petiot menggunakan kantor dokternya sebagai semacam jasa perjalanan bawah tanah palsu. Untuk 25.000 franc, dia berjanji akan mengantar pasien menuju Argentina dengan aman. Korban Petiot dikirim menuju sebuah ruangan bawah tanah rumahnya di Paris, dimana dia akan memberikan suntikan seolah-olah adalah vaksin. Sebaliknya, Petiot menyuntikkan para korbannya dengan racun sianida.
Kegilaan Petiot ini berakhir pada tahun 1943, pada saat Gestapo menjemputnya. Ia ditahan selama tujuh bulan sebelum dibebaskan tanpa tuduhan. Dua bulan kemudian, polisi Paris menemukan ruangan bawah tanah Petiot dan kemudian menangkapnya lagi. Sisa korban berjumlah 26 ditemukan di apartemennya, meskipun ia diduga telah membunuh sebanyak 63 orang. Pada saat perang berakhir, Petiot dihukum mati dengan guillotine.
1. Ian Fleming
Ian Fleming adalah seorang jurnalis dengan daya ingat yang kuat dan detail. Dia menciptakan karakter James Bond, agen rahasia paling terkenal berdasarkan pengalamannya sendiri sebagai mata-mata.
Selama perang dunia ke II, Fleming menggunakan bakat menulisnya sebagai bagian dari Intelijen Angkatan Laut Inggris. Fleming bertugas untuk mengatur komunikasi antara perwira Angkatan laut Inggris dan operasi intelijen dengan misi sabotase dibelakang garis musuh.
Kemampuan Fleming akhirnya digunakan di Amerika Serikat. Dia bertanggung jawab untuk membantu menciptakan sebuah organisasi yang berfokus pada pengumpulan intelijen internasional. Pada tahun 19411, ia berhasil menyusun struktur organisasi OSS (Office of Strategic Services), menggambarkan bagaimana organisasi tersebut harus beroperasi. Atas hasil pekerjaannya, Fleming mendapatkan hadiah pistol Colt .38 Police Positive Revolver.
Meskipun bekerja di balik layar, Fleming sempat menjadi saksi mata salah satu operasi intelijen di Konsulat Jepang yang terletak di Rockefeller Center. Intelijen Inggris berhasil membuat salinan kode-kode rahasia Jepang. Kejadian tersebut kemudian ditulisnya kembali ke dalam sebuah buku yang merupakan buku pertamanya berjudul 007, Casino Royale.
"DiKutip Dari Berbagai Sumber"
5. Roald Dahl
Jauh sebelum menulis buku Charlie and the Chocolate Factory dan James and the Giant Peach, Roald Dahl adalah seorang pilot pesawat tempur Angkatan Udara Kerajaan Inggris selama perang dunia ke II. Setelah cedera yang dialami dalam beberapa kecelakaan di tahun 1940, ijin terbangnya terpaksa dicabut. Pada tahun 1942 Roald Dahl dipindahkan ke Kedutaan Besar Inggris di Washington DC. Dengan cepat Dahl menjadi populer di kalangan pejabat wanita di Washington DC. Dengan popularitasnya, Dahl memainkan peran barunya sebagai mata-mata Inggris dan mempromosikan kepentingan Inggris di Amerika.
Roald Dahl tidak hanya berhasil mempengaruhi pemerintah Amerika untuk ikut berperang di perang dunia ke II, dia juga berhasil mencuri dokumen berharga untuk pemerintah Inggris. Selama bertugas di Washington DC dia mulai mengembangkan bakat menulisnya, bahkan Dahl menulis propaganda pada surat kabar Amerika Serikat.
4. Lord Robert Baden Powell
Siapa yang mengira Pramuka didirikan oleh seorang agen Inggris yang terkenal, Lord Robert Baden-Powell. Sejarah Pramuka ini dimulai ketika Baden Powell bertugas di perang Boer II di Afrika Selatan pada tahun 1899. Ditempatkan di Afrika Selatan dengan 500 tentara dan persenjataan terbatas, Baden Powell menghadapi pengepungan selama 217 hari oleh tentara Boer dengan jumlah pasukan 8.000 orang. Untuk mempertahankan wilayah tersebut, ia menggunakan segala yang dimilikinya dengan cara-cara yang cerdik. Dia memerintahkan anak buahnya untuk menanam ranjau palsu di pinggir kota dan berpura-pura menghindari kawat berduri untuk menghadang musuh. Jumlah pasukan yang minim tidak menjadi penghalang, Baden Powell melibatkan semua pemuda untuk bertindak sebagai penjaga. Dengan segala kecerdikannya dia berhasil melindungi wilayahnya hingga bantuan dari Inggris akhirnya tiba.
3. Harry Houdini
Pada awal karirnya di akhir abad 19, Harry Houdini menjadi terkenal dengan aksinya di sebuah kantor polisi dan meminta para petugas untuk mengurungnya. Aksi tersebut merupakan publisitas terbesar. Setiap kali dia berhasil lolos dari borgolnya, reputasinya semakin naik. Aksi-aksi yang dilakukan Harry Houdini telah menjadi headline di media-media dan menarik perhatian badan intelijen Inggris dan Amerika. Menurut buku biografinya yang dirilis pada tahun 2006, American Secret Service dan Scotland Yard menggunakan Houdini untuk menyelinap di kantor-kantor kepolisian seluruh Eropa dan Rusia dan mengumpulkan informasi untuk mereka.
Sebagai imbalan atas jasa-jasanya, Houdini tahu persis apa yang dia inginkan. Houdini dilaporkan hanya membantu badan-badan intelijen jika mereka setuju untuk menaikkan karirnya.
2. Marcel Petiot
Selama perang dunia ke II, Amerika Serikat menjalankan agen mata-mata kedua yang dikenal dengan nama Pond. Berbeda dengan OSS, Pond melakukan kontak dengan segala macam karakter orang, termasuk para pembunuh berantai.
Salah satu sumber paling produktif untuk informasi tentang Nazi adalah seorang dokter bernama Marcel Paris Petriot, yang menggunakan posisinya untuk mengumpulkan informasi dan kabar tentang operasi militer Jerman. Petiot menggunakan kantor dokternya sebagai semacam jasa perjalanan bawah tanah palsu. Untuk 25.000 franc, dia berjanji akan mengantar pasien menuju Argentina dengan aman. Korban Petiot dikirim menuju sebuah ruangan bawah tanah rumahnya di Paris, dimana dia akan memberikan suntikan seolah-olah adalah vaksin. Sebaliknya, Petiot menyuntikkan para korbannya dengan racun sianida.
Kegilaan Petiot ini berakhir pada tahun 1943, pada saat Gestapo menjemputnya. Ia ditahan selama tujuh bulan sebelum dibebaskan tanpa tuduhan. Dua bulan kemudian, polisi Paris menemukan ruangan bawah tanah Petiot dan kemudian menangkapnya lagi. Sisa korban berjumlah 26 ditemukan di apartemennya, meskipun ia diduga telah membunuh sebanyak 63 orang. Pada saat perang berakhir, Petiot dihukum mati dengan guillotine.
1. Ian Fleming
Selama perang dunia ke II, Fleming menggunakan bakat menulisnya sebagai bagian dari Intelijen Angkatan Laut Inggris. Fleming bertugas untuk mengatur komunikasi antara perwira Angkatan laut Inggris dan operasi intelijen dengan misi sabotase dibelakang garis musuh.
Kemampuan Fleming akhirnya digunakan di Amerika Serikat. Dia bertanggung jawab untuk membantu menciptakan sebuah organisasi yang berfokus pada pengumpulan intelijen internasional. Pada tahun 19411, ia berhasil menyusun struktur organisasi OSS (Office of Strategic Services), menggambarkan bagaimana organisasi tersebut harus beroperasi. Atas hasil pekerjaannya, Fleming mendapatkan hadiah pistol Colt .38 Police Positive Revolver.
Meskipun bekerja di balik layar, Fleming sempat menjadi saksi mata salah satu operasi intelijen di Konsulat Jepang yang terletak di Rockefeller Center. Intelijen Inggris berhasil membuat salinan kode-kode rahasia Jepang. Kejadian tersebut kemudian ditulisnya kembali ke dalam sebuah buku yang merupakan buku pertamanya berjudul 007, Casino Royale.
"DiKutip Dari Berbagai Sumber"
0 komentar:
Post a Comment